DELTACYBER – Terakhir
Delta Putra Sidoarjo (Deltras) mencicipi kasta tertinggi saat berlaga di
Indonesia Super League (ISL) 2011. Di ISL 2011, menjadi ISL ketiga bagi
Deltras. Sebelumnya tim kebanggaan Deltamania ini juga pernah bermain di ISL,
pada musim 2008 dan 2010.
Tetapi, bukan malah bertahan saja di ISL. The Lobster
julukan Deltras, harus terlempar dari kompetisi paling tinggi Liga Indonesia
tersebut. Di klasemen akhir, Deltras berada di peringkat ke-17, dua dari bawah.
Dengan raihan 35 poin, hasil sembilan kali menang, delapan kali seri, dan
menelan 17 kekalahan.
Degradasi di Divisi Utama 2014
Setelah degradasi. Deltras bermain di Divisi Utama
2013. Di kasta kedua musim itu, The Lobster tak mampu kembali ke ISL, namun
tetap bertahan di Divisi Utama. Musim selanjutnya, 2014. The Lobster akhirnya
benar-benar terjun bebas.
Tergabung di Grup 6 kala itu, dengan delapan tim. Deltras harus puas
menjadi tim juru kunci, dibawah Perseta Tulungagung yang juga terdegradasi.
Satu grup diambil dua tim yang degradasi. Dan dua teratas melaju ke fase babak
delapan besar. Yakni Borneo FC dan Martapura kala itu. Mirisnya, dari 14 pertandingan, Deltras hanya mampu
menang dua kali, seri lima kali, dan kalah tujuh kali. Dengan total meraup 11
poin saja.
Asa di Musim 2015
Nah, usai turun kasta. Di tahun 2015 sebenarnya
manajemen saat itu terlihat keseriusannya membentuk sebuah tim dengan target
tinggi. Kalau Deltamania mengamati benar, saat itu 2015 Liga Nusantara The
Lobster mencoba menggabungkan beberapa pemain kawakan dan pemain muda asli arek
Sidoarjo. Eks alumni Deltras U-21 seperti Sutrisno Hardi, Achmad Setiawan,
Basuki, Papang Nurjaman, Mahardhika, Rifky Sholekhudin masih menghiasi tim
Deltras. Ditambah pemain senior kala itu yang masih aktif, seperti Jefry Dwi
Hadi, Uston Nawawi, Wimba Sutan Fanosa sampai legenda Persebaya yang akhirnya
mau berjersey Deltras, yakni Mat Halil.
Dengan pelatih kepala Harmadi, Deltras saat itu jadi
tim yang disegenai untuk bisa kembali ke Liga 2. Bahkan, beberapa ujicoba serta
latihan rutin sudah digelar jauh jauh hari. Sayang, 2015 pula PSSI dibanned
FIFA dan taka da kompetisi.
Akhirnya, beberapa pemain eks 2015 tersebut dimasukan
ke dalam tim Sidoarjo United di kompetisi ISC B 2016. Yang mengisi kekosongan
slot Persida Sidoarjo yang saat itu tak mampu mengikuti kompetisi karena
berbagai hal. Di 2016 pula, Deltras pertama kalinya juga turun di Liga 3 atau
Liga Nusantara. Dengan hanya mengandalkan pemain muda asli Sidoarjo hasil
seleksi, Deltras seakan jadi tim compang camping. Sebab, tim utamanya sudah
masuk semua ke Sidoarjo United. Termasuk Mat Halil dan Jefry Dwi Hadi.
Sementara, Uston lebih memilih menjadi pelatih tim lain dan Wimba bergabung ke
Persik Kediri.
2016 Tanpa Kemenangan
Di tahun 2016, catatan buruk terus menghampiri tim
besutan pelatih Puji Daryo. Tergabung di Grup 4 bersama Perseta Tulungagung,
Blitar United, Persikoba Batu, dan Persema Malang 1953. Deltras berada di
posisi buncit klasemen akhir. Parahnya, hanya sekali seri poin yang dapat
diraih. Sisanya Deltamania dibuat gigit jari dengan rentetan kekalahan. Namun,
kompetisi 2016 saat itu juga tak ada promosi dan degradasi. 2016 memang ibarat hanya asal ikut kompetisi saja.
Karena memang liga saat itu ibarat liga tarkam saja. Mulai dari ISC A atau Liga
1, ISC atau Divisi Utama, dan Liga Nusantara atau Liga 3.
bersambung...
0 komentar:
Post a Comment